Minggu, 11 Juni 2017

MAKALAH MANAJEMEN

MAKALAH MANAJEMEN
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah MANAJEMEN
Dosen Pengampu :

Disusun Oleh
Chika Siti Khusnul Fuad


Jurusan : Ekonomi Syari'ah
Semester : IV


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TA. 2015/2016




Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Wr. Wb.            
 Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Manajemen. Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya.. Amin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
                                                                                                       


                                                                                                          Metro, 25 Desember 2016


                                                                                                                         Penulis




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................
2.1 Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan..........................................................     
2.2 Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi Manajemen Lainnya...........................
2.3 Tipe-Tipe Perencanaan.......................................................................................
2.4 Proses Penyusunan Perencanaan........................................................................
2.5 Pendekatan Dalam Perencanaan........................................................................
2.6 Perbedaan Tujuan Dan Rencana........................................................................
2.7 Masalah Kontemporer Dalam Perencanaan.......................................................
2.8 Perencanaan Yang Efektif Dalam Lingkungan Dinamis...................................
2.9 Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan
             Cara Mengatasinya.............................................................................................     
BAB III PENUTUP......................................................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.


1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan ?
2. Apa saja tipe-tipe perencanaan ?
3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara mengatasinya?

1.3  Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Perencanaan
2. Mengetahui Macam-Macam Perencanaan
3. Mengetahui Apa Saja Hambatan Yang Ada Dalam Perencanaan Dan Cara                          Mengatasinya.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Pentingnya Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks ini perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:
a. Proses. Yaitu suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang di tentukan.dalam hal ini kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
b. Penetapan Tujuan Dan Sasaran. Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana organisasi dapat menetapkan tujuan nya secara khusus ataupun umum,tujuan jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
c. Pemilihan Tindakan. Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang kadang kala tidak efektif
d. Mengakaji Cara Terbaik. Walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.sebaliknya,sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
e. Tujuan . Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan oleh organisasi.keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikian perncanaan paling tidak harus memiliki tiga aspek utama yaitu :
1. Menyangkut masa yang akan datang.
2. Harus menyangkut tindakan.
3. Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan diambil oleh perencana.
Pentingnya Suatu Perencanaan 
Perencanaan sangat penting dan perlu untuk setiap usaha mencapai tujuan. Alasan ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa kondisi masa depan tidaklah pasti. Lingkungan yang berubah begitu cepat menuntut siapa pun baik perseorangan maupun lembaga untuk selalu membuat rencana. Tanpa membuat perencanaan, organisasi akan kehilangan arah dan sulit untuk mengantisipasi ancaman perubahan lingkungan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pentingnya pembuatan suatu perencanaan antara lain; perubahan ekonomi, kemajuan teknologi, perubahan iklim, perubahan selera konsumen, gejolak politik, dan sistem keamanaan yang tidak terjamin memberikan banyak tantangan yang harus dihadapi walaupun penuh dengan resiko.
Selain untuk lebih memantapkan arah bagi organisasi dalam mencapai tujuannya, perencanaan juga memiliki peranan penting lainnya, seperti :
a) Untuk mengkooordinasikan usaha-usaha. Didalam suatu organisasi pekerjaan-perkerjaan dilakukan individu dan kelompok yang memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda-beda. Maka perlu dilakukan koordinasi, agar tujuan dan kepentingan itu tidak keluar dari tujuan organisasi.
b) Untuk mengatasi perubahan. Dengan adanya perencanaan yang matang maka perubahan-perubahan potensial yang akan terjadi akan dapat diantisipasi secepat mungkin.
c) Untuk pengembangan manajer. Manajer harus bertindak proaktif dan membuat hal-hal terjadi dan bukan sebaliknya, bertindak rekatif dan membiarkan hal-hal terjadi. Tindakan perencanaan akan mempertajam kemampuan manajer untuk berfikir ketika mereka mempertimbangkan gagasan-gagasan abstrak dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
d) Untuk pengembangan standar kinerja. Keberhasilan yang dicapai pada masa lalu akan menjadi standar kinerja untuk masa yang akan datang. Tanpa perencanaan, standar performa mungkin menjadi tidak rasional dan subjektif.[1]
2.2 Hubungan Perencanaan Dengan Fungsi-Fungsi Manajemen Lainnya.
Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.
– Pengorganisasian Dan Penyusunan Personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
– Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
– Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
2.3 Tipe-Tipe Perencanaan
Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud.
► Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
- Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
- Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari sebuah organisasi.
► Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
- Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3 tahun.
- Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.
► Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
- Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak memberikan ruang   bagi interpretasi
- Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak membatasi manajer padaa tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan
►  Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
- Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
- Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan
2.4 Proses Penyusunan Perencanaan
Perencanaan sebagai suatu proses merupakan suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses penyusunan perencanaan itu terdiri dari:
- Merumuskan misi dan tujuan
- Memahami keadaan saat ini
- Mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan
- Menyusun rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
2.5 Pendekatan Dalam Perencanaan
Terdapat berbagai macam pendekatan-pendekatan yang dapat dipergunakan dalam proses penyusunan perencanaan. Pendekatan tersebut diantaranya adalah:
–  Pendekatan perncanaan Inside – out Dan perencanaan outside – in.
–  Pendekatan perencanaan Top – Down dan perencanaan bottom – up.
–  Pendekatan perncanaan contingency
2.6 Perbedaan Tujuan Dan Rencana
Perencanaan sering disebut fungsi manajemen yang utama karena menentukan dasar untuk semua hal lainnya yang dilakukan para manajer ketika mengelola,memimpin,dan mengendalikan.perencanaan melibatkan dua aspek penting yaitu,tujuan dan rencana.
Tujuan adalah hasil yang diingankan atau target.hal itu memandu keputusan manajemen dan membentuk kriteria terhadap hasil kerja yang diukur.karena itulah tujuan sering disebut dasar perencanaan. Sedangkan, rencana adalah dokumen yang menentukan kerangka bagaimana tujuan itu akan terpenuhi.
Jenis-Jenis Tujuan
Tujuan yang dinyatakan adalah pernyataan resmi tentang apa yang dikatakan organisasi dsn yang ingin diyakini para pemangku kepentiingan tentang tujuannya.
Tujuan riil adalah tujuan yang secara aktual dikejar oleh organisasi,seperti yang di definisikan oleh tindakan para anggotanya.[2]
2.7 Masalah Kontemporer Dalam Perencanaan
Perencanaan formal organisasi telah menjadi populer pada tahun 1960 an dan sebagaian besar masih populer hingga dewasa ini.Masuk akal bagi sebuah organisasi untuk menetapkan target dan beberapa arahan.tetapi kita telah menentang beberapa asumsi dasar perencanaan :
1. Perencanaan Dapat Menyebabkan Kekakuan.
Perencanaan formal dapat mengunci organisasi ke tujuan spesifik yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu.
2. Rencana Tidak Dapat Dikembangkan Untuk Lingkungan Yang Dinamis.
Lingkungan bisnis saat ini sering kali bersifat acak dan tidak dapat diprediksi. Mengelola pada kondisi seperti ini akan membutuhkan fleksibiltas dan hal itu dapat berarti tidak terikat pada rencana formal.
3. Rencana Formal Tidak Dapat Mengganti Intuisi Dan Kreatifias.
Organisasi sering kali mengalami kesuksesan karena visi inovatif sesorang dan usaha perencanaan mungkin menghalangi visi seperti itu.
4. Perencanaan Memfokuskan Perhatian Manajer Pada Persaingan Dewasa Ini,Bukan Kemampuan Bertahan Hidup Esok.
Perencanaan formal mempunyai kecendurungan untuk berfokus pada bagaimana mengkapitalisasi peluang bisnis yang ada dalam sebuah industri, tetapi tidak memungkinkan manajer untuk mempertimbangkan penciptaan atau penciptaan-ulang sebuah industri.konsekuensinya, rencana formal dapat menghasilkan kesalahan yang mahal pada saat kompetitor lain mengambil alih pimpinan.
5. Perencanaan Formal Memeperkuat Kesuksesan, Yang Dapat Menimbulkan Kesalahan.
Kesuksesan dapat melahirkan kegagalan dalm melahirkan kegagalan dalam lingkungan yang tidak pasti.sulit untuk mengubah rencana yang telah terbukti di masa lalu. Rencana yang berhasil dapat memberikan perasaan yang palsu tentang keamanan, yang mempertebal keercayaan diri atas rencana formal ketimbang yang dijaminkan.
6. Hanya Perencanaan Belumlah Cukup
Tidak cukup bagi manajer cukup hanya merencanakan. Anda harus mencanangkan rencana ke dalam gerakan dan melakukannya.
2.8 Perencanaan Yang Efektif Dalam Lingkungan Dinamis
Lingkungan eksternal berubah terus-menerus. Sebagai contoh, WiFi telah merevolusi semua jenis industri, mulai dari penerbangan hingga manufaktur mobil ke manufaktur mobil ke super market. Perusahaan menggunakan internet untuk desain produk yang diinginkan pelanggan. Jumlah yang di belanjakan untuk makan di luar ketimbang memasak rumah diperkirakan akan turun. Harga minyak mentah telah mencapai rekor tertingginya. Dan para ahli percaya bahwa China dan India akan mentransformasikan perokonomian global pada abad dua puluh satu. Bagaimana manajer merencanakan secara efektif apabila lingkungan eksternal berubah terus-menerus?
Dalam lingkungan yang tidak pasti, manajer harus mengembangkan rencana yang spesifik tetapi fleksibel. Walaupun hal ini mungkin terlihat bertolak belakang, namun rencana membutuhkan spesifikasi. Rencana berfungsi sebagai peta jalan, walaupun tujuannya dapat berubah karena kondisi pasar yang dinamis. Manajer harus siap untuk mengubah arah apabila kondisi lingkungan mengharuskannya.   
2.9 Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanan dan Cara Mengatasinya
A. Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perencanaan
Efektifitas penting bagi seorang manajer, seringkali dalam pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan – hambatan. Terdapat dua hambatan utama dalam pengembangan rencana yang efektif, yaitu :
- Penolakan dari dalam diri perncanaan terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.
David A. Kolb dan kawan – kawan mengemukakan beberapa alasan mengapa manajer ragu – raguatau seringkali gagal dalam menetapakan tujuan organisasi[3]
a.) Keengganan melepaskan tujuan alternatif
b.) Ketakutan akan kegagalan
c.) Minimnya pengetahuan tentang organisasi
d.) Minimnya pengetahuan tentang lingkungan
e.) Kurangnya percaya diri
- Keengganan yang lazim dari para anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan yang akan ditimbulkan.
Terdapat tiga alasan mengapa anggota organisasi dapat menolak perubahan – perubahan yang akan terjadi.
a.) Ketidakpastian mengenai sebab dan akibat dari perubahan
b.) Kengganan untuk melepaskan keuntungan yang ada
c.) Kesadaran akan kelemahan dalam perubahan yang diusulkan

B. Mengatasi Hambatan dalam Penetapan Tujuan dan Perncanaan
1. Pemahaman Maksud Tujuan dan Rencana
Salah satu cara terbaik untuk memperlancar penetapan tujuan dan proses perencanaan adalah dengan maksud dasarnya. Manajer seharusnya juga mengetahui bahwa terdapat keterbatasan pada efektivitas penetapan tujuan dan pembuatan rencana.
Dan penetapan tujuan dan perencanaan yang efektif tidak selalu memastikan keberhasilan, penyesuaian dan pengecualian diharapkan dari waktu ke waktu.
- Komunikasi dan Partisipasi
Meskipun mungkin dibuat pada tingkat tinggi, tujuan dan rencana tersebut harus dikomunikasikan kepada pihak yang lain dalam organisasi. Setiap orang yang terlibat dalam proses perencanaan seharusnya tahu landasan apa yang mendasari strategi fungsional, dan bagaimana strategi-strategi tersebut diintegrasikan dan dikoordinasikan. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan dan mengimplementasikan  rencana harus didengar pendapatnya dalam mengembangkan strategi tersebut. Setiap orang hampir selalu memiliki informasi yang berharga untuk disumbangkan / dan karena mereka yang akan mengimplementasikan rencana / keterlibatan mereka sangat penting orang biasanya lebih berkomitmen pada rencana yang pembentukannya mereka bantu .bahkan ketika suatu organisasi agar bersifat sentralistis atau menggunakan staf perencanaan, manajer dari berbagai tingkan dalam organisasi seharusnya dilibatkan dalam proses perencanaan.
- Konsistensi /revisi /dan pembaruan
Tujuan seharusnya konsisten baik secara horizontal maupun secara vertikal .konsistensi horizotal berarti bahwa tujan  seharusnya konsisten diseluru organisasi / dari satu departemen ke departemen lainnya. Konsistensi  vertikal  berarti bahwa tujuan  seharusnya konsisten  dari atas hingga ke bawah   organisasi : tujuan stategis, taktis, dan operasional harus selaras. Karena penetapan tujuan dan perencanaan merupakan proses yang dinamis, tujuan dan perencanaan juga harus direvisi dan diperbarui secara berkala. Banyak organisasi melihat perlunya merevisi dan memperbarui dengan frekuensi yang semakin sering.

- Sistem Penghargaan yang Efektif
Secara umum, orang seharusnya diberi penghargaan baik karena menetapkan tujuan dan rencana yang efektif, maupun karena berhasil mencapainya. Karena kegagalan terkadang berasal dari faktor-faktor di luar pengendalian manajemen, orang seharusnya dipastikan bahwa kegagalan dalam mencapai tujuan tidak akan selalu memiliki konsekuensi hukuman.













BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis. Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu Perencanaan berdasarkan jangkauan, Perencanaan berdasarkan kerangka waktu, Perencanaan berdasarkan spesifisitas, Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan. Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.
 3.2 Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam berbagai bentuk organisasi menggunakan proses dasar manajemen berupa perencanaan.
Dalam sebuah prencanaan perlu memperhatikan sifat rencana yang baik untuk mencapai hasil yang diinginkan








DAFTAR PUSTAKA

[1]  L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam, Salemba empat, Jakarta, 2006.

[2] Drucker Peter F. Pengantar Manajemen. Jaya Pirusa, Jakarta, 1982
Gibson, Donnelly, Ivancevich, manajemen edisi kesembilan, Airlangga, Jakarta, 1997.

[3] Griffin, Manajemen. Airlangga, Jakarta, 2004.
Amirullah, Rindyah Hanafi, Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta, 2002


MANAJEMEN KEUANGAN SYARI'AH TENTANG BENTUK DAN LANDASAN AKAD ATAU KONTRAK SYARI'AH

    

      MANAJEMEN KEUANGAN SYARI'AH 1    


BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN SYARI'AH DAN
LANDASAN AKAD ATAU KONTRAK SYARI'AH








CIKA SITI KHUSNUL FUAD
1502040017 / EKONOMI SYARI'AH-D

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
METRO
TAHUN 2017






                                                           
      I. A. BAITUL MAAL WAT TANWIL
            Baitul Maal Wattanwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tanwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti : zakat, infaq, dan sedekah. Adapun baitul tanwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Lembaga ini di dirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkauoleh pelayanan bank Islam atau BPR Islam.
      Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah). Karena itu, meskipun mirip dengan bank Islam, bahkan boleh dikatakan menjadi cikal bakal dari Bank Islam, BMT memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan "psikologis" bila berhubungan dengan pihak bank.
      Baitul Maal Wat Tanwil memiliki beberapa fungsi, yaitu:
      1.   Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat    ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana        berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana)
      2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang             mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.
      3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan       kepada para pegawainya.
      4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai resiko keuntungan       dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.
      5. Sebagai satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memberikan pembiayaan bagi         usaha kecil, mikro, menengah dan juga koperasi dengan kelebihan tidak meminta    jaminan yang memberatkan UMKMK tersebut.

      Fungsi BMT di masyarakat sebagai berikut :
      1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih profesional,   salaam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh             dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan global.
      2. Mengorganisasi dan memobilitasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal didalam dan diluar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.
      3. Mengembangkan kesempatan kerja
      4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.             Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomidan sosial masyarakat            banyak.

      BMT juga memiliki beberapa peranan, yaitu :
      1. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang bersifat non Islam
      2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil
      3. Melepaskan ketergantungan pada renternir
      4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata
     
      Peran BMT di masyarakat, yaitu :
      1. Motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak
      2. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam
      3. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu'afa (miskin)
      4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah, ahsanu             'amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir qalbiyah ilahiah

      BMT didirikan dengan berasaskan pada masyarakat yang salaam,yaitu penuh keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan. Prinsip Dasar BMT, adalah :
      1. Ahsan (Mutu Hasil Kerja Terbaik), thayyiban (terindah), ahsanu 'amala (memuaskan            semua pihak), dan sesuai dengan nilai-nilai salaam
      2. Barokah, maksudnya berdaya guna, berhasil guna, adanya penguatan jaringan, transparan    (keterbukaan), dan bertanggung jawab sepenuhnya kepada masyarakat
      3.Spiritual communication (penguatan nilai ruhiyah)
      4.Demokratis, Partisipatif, dan Inklusif
      5. Keadilan sosial dan kesetaraan gender, non-diskriminatif
      6. Ramah lingkungan
      Akad dan Produk BMT
      Dalam menjalankan usahanya, berbagai akad yang ada pada BMT mirip dengan akad yang ada pada bank pembiayaan rakyat Islam. Akad-akad tersebut adalah : Pada sistem operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil.
      Produk penghimpunan dana lembaga keuangan Islam sebagai berikut :
      a. Giro Wadi'ah, merupakan produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana nasabah        dititipkan di BMT dan boleh di kelola.
      b. Tabungan Mudharabah, dana yang disimpan nasabah akan dikelola BMT, untuk      memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan           kesepakatan nasabah.
      c. Deposito Mudharabah, BMT bebas melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan        dengan Islam dan mengembangkannya.

      B. LEMBAGA LEASING
      1. Leasing Konvensional
            Leasing atau sewaguna usaha memiliki beberapa pengertian, dianataranya :
      Menurut Financial Accounting Standard Board menyatakan bahwa " sewa guna usaha adalah suatu perjanjian penyediaan barang-barang modal yang digunakan untuk suatu jangka waktu tertentu".
      The International Accounting Standard yang menyatakan bahwa leasing adalah "An agreement whereby the lessor conveys to the lessee in return for rent the right to use an asset for an agreed period of time", atau leasing merupakan suatu perjanjian dimana lessor menyediakan barang (asset) dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.
      Di Indonesia pengertian yang berkaitan dengan leasing atau sewa guna usaha adalah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991 yang menyatakan bahwa "sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala". (Siamat, 2004)
      Jadi, leasing pada intinya merupakan suatu akad untuk menyewa sesuatu barang dalam kurun waktu tertentu. Leasing ini ada duakategori global, yaitu :
      a. Operating Lease, merupakan suatu proses menyewa suatu barang untuk mendapatkan          hanya manfaat barang yang disewanya, sedang barangnya itu sendiri tetap merupakan             milik bagi pihak pemberi sewa.
      b. Financial Lease, merupakan suatu bentuksewa dimana kepemilikan barang tersebut berpindah dari pihak pemberi sewa kepada penyewa. 

      Terdapat beberapa pihak yang terlibat dalam perjanjian leasing ini, yaitu :
      1. Lessor, adalah perusahaan sewa guna usaha atau dalam hal ini adalah pihak yang memiliki   hak kepemilikan atas barang.
      2. Lessee, adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki hak opsi pada       akhir masa perjanjian leasing.
      3. Supplier, yaitu pihak atau penjual barang yang disewa guna usahakan.
      4. Bank.

      C. LEASING ISLAM (SYARI'AH)
      Akad yang dapat dipergunakan sebagai pengembangan konsep leasing Islam adalah:
      1. Akad-akad bagi hasil
      2. Akad murabahah, yaitu perjanjian jual beli barang antara pemilik barang dengan calon         pembeli
      3. Salam, merupakan transaksi jual beli barang pesanan (muslam fih) antara pembeli     (muslam) dengan penjual (muslam ilaih)
      4. Rahn, yaitu transaksi penyerahan barang dari nasabah kepada leasing sebagai jaminan          sebagian atau seluruh hutang
      5. Dari berbagai akad tersebut dapat dilihat bahwa konsep pembiayaan dengan basis bagi        hasil merupakan konsep yang bisa diterapkan dalam leasing[1]

     

            II. B. PASAR MODAL SYARIAH
            Istilah pasar biasanya digunakam istilah bursa, exchange dan market. Istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar Modal menurut UU No. 8 Tahun   1995tentang Pasar Modal Pasal 1 ayat 12. Pasar Modal juga dikenal dengan nama bursa         efek. Bursa Efek di Indonesia dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya             (BES). Belakangan tanggal 30 Oktober 2007 BES dan BEJ sudah dimerger ddengan             nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan demikian hanya ada satu pelaksanaan bursa     efek di Indonesia, yaitu BEI. Sedangkan bagi pasar modal syari'ah, listing-nya dilakukan        di Jakarta Islamic Index yang telah diluncurkan Sejak 3 Juli 2000.[2]
           
            Menurut beberapa pendapat ahli yang dimaksud dengan pasar modal, adalah :
            1. Tjipto Darmadji, dkk. adalah pasar untuk berbagi instrumen keuangan jangka panjang                yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri
            2. Y. Sri Susilo, dkk. Pasar Modal (Capital Market) adalah pasar keuangan untuk dana-     dana jangka panjang dan merupakan pasar yang konkret.
            3. John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Pasar Modal adalah pasar dimana dana         modal utang dan ekuitas diperdagangkan

            Dengan demikian, pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya             penjual dengan pembeliuntukmelakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal.
           
            Pasar modal syari'ah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip             syari'ah dalam kegiatan transaksi ekonomi dan terlepas dari hal-hal yang dilarang, seperti riba, perjudian, spekulasi, dll.

            Manfaat Pasar Modal
            a. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya      
            diversifikasi
            b. Menyediakan leading indicator bagi tren ekonomi suatu negara
            c. Menciptakan lapangan kerja/profesi yangmenarik
            d. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek
            e. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.

           
            Fungsi pasar modal syari'ah menurut MM. Metwally yaitu :
            1. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan      memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya
            2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas
            3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar umtuk membangun dan         mengembangkan lini produksinya.[3]
     












DAFTAR PUSTAKA
[1] Huda Nurul dan Heykal Muhammad: Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis
[1] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:PT. RajaGrafindo 2008). hlm. 208
[1] www. Bapepam.go.id













BIODATA PENULIS
Nama                           : Cika Siti Khusnul Fuad
Ttl                                : Metro. 17-10-1997
Prodi                            : Ekonomi Syari'ah
Kelas/Semester             : D/4
Npm                             : 1502040017
       
                                       



[1] Huda Nurul dan Heykal Muhammad: Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoretis dan Praktis
[2] Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta:PT. RajaGrafindo 2008). hlm. 208
[3] www. Bapepam.go.id