MAKALAH MEA
(MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mengikuti Mata Kuliah Perekonomian Di Indonesia
Dosen
pengampu : Hermanita, M.M

Disusun Oleh
Cika Siti Khusnul Fuad
1502040017
Jurusan : Syari'ah
Semester : III
Program Studi : Ekonomi Syari'ah / D
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
JURAI SIWO METRO
TA. 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.
Wb.
Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat
sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Perekonomian di
Indonesia. Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini. Demikian makalah ini penulis
buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
khususnya.. Amin
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
Metro, 18 Desember 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
A. Latar Belakang......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................
A. Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean................................
B. Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada MEA...................................
C. Pengaruh MEA Terhadap Kondisi Ekonomi.........................
BAB III PENUTUP.............................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara
Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. hingga pada tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia
mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk salah satu anggota ASEAN.
ASEAN merupakan suatu organisasi perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara.
Pada tahun 2015, ASEAN merencanakan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk
menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya
saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Dengan adanya MEA tersebut,
maka akan tercipta suatu pasar besar kawasan ASEAN yang akan
berdampak besar terhadap perekonomian negara terutama negara kita bayak
dampak positif dari adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN namun di lain pihak
berbagai tantangan akan di hadapi indonesia pada tahun 2015 nanti mulai dari
tantangan tentang perekonomian indonesia hingga sejumlah masalah seperti
pengaruh MEA terhadap kearifan lokal bangsa Indonesia serta ketahanan ekonomi
Indonesia.
Namun
kita sebagai masyarakat Indonesia sekaligus sebagai pelaku ekonomi harus tetap
berfikir optimis bahwa pada saatnya Masyarakat Ekonomi ASEAN di berlakukan pada
tahun 2015 nanti indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh
negatif dari MEA itu sendiri tentunya dengan berbagai perencanaan
perencanan yang matang dalah meghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean?
2.
Bagaimana Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada
Masyarakat Ekonomi Asean?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada Masyarakat Ekonomi Asean
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya
system perdagaangan bebas antara Negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan
negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada
KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk
mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif
dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan sosial-ekonomi. (ASEAN Vision 2020 Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN
menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari
integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan
Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas
ASEAN.
Semua
pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN
pada tahun 2020 Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan
pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk
pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007,
para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat
pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020
dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan
Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin
sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun
2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
B. PASAR
BEBAS TENAGA KERJA PADA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Salah satu
tantangan yang akan
dihadapi Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 adalah diamana akan terjadinya pasar bebas
tenaga kerja. Ini berarti tenaga kerja di Indonesia akan bersaing dengan tenaga
kerja dari negara ASEAN lainnya. Pasar bebas tenaga kerja akan menjadi
tantangan tersendiri bagi pemerintah, mengingat saat ini konflik buruh dengan
pengusaha masih terus berlanjut terkait dengan upah minimum.
Sementara itu, Myanmar, Kamboja
dan Vietnam menawarkan upah buruh yang lebih murah dibandingkan dengan upah
buruh di Indonesia. Direktur Indonesia for Global Justice Riza Damanik
mewaspadai dampak buruk penerapan MEA terhadap upah buruh. Menurutnya,
penerapan MEA pada 2015 nanti dapat mendorong upah murah, sebagai strategi
untuk menarik investasi ke Indonesia. Padahal menurutnya hingga saat ini
pemerintah belum serius dalam meningkatkan kesejahteraan buruh, dan hal ini
akan diperparah dengan berlakunya MEA yang membebaskan arus investasi dan
kapital karena ditakutkan pemerintah akan menggunakan upah murah sebagai
insentif dalam menarik investasi ke Indonesia.Namun, pada dasarnya tingkat upah
buruh dapat ditingkatkan jika biaya logistik yang harus ditanggung oleh
pengusaha dapat ditekan. Pasalnya, menurut ekonom Institute for Development of
Economic and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika, saat ini pengusaha sulit
untuk menaikkan besaran upah minimum ketika mereka harus menanggung biaya
logistik yang tinggi. Saat ini pengusaha harus membayar biaya logistik hingga
17% dari biaya produksi dan juga harus menghadapi tingginya suku bunga kredit
yang mencapai 11%-13% yang semakin mempersempit ruang untuk menaikkan besaran
upah buruh.
Seharusnya disinilah pemerintah
menunjukkan kontribusinya, dengan menurunkan beban yang harus dibayarkan
pengusaha tersebut, sehingga pengusaha memiliki ruang untuk meningkatkan upah
buruh. Hal ini juga akan berdampak pada iklim usaha yang lebih kondusif dan
menaikkan daya saing Indonesia, namun tidak melalui upah murah.Lebih dari itu,
kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih membutuhkan banyak peningkatan,
sehingga di masa mendatang Indonesia mampu untuk menyuplai tenaga kerja
terampil, bukannya buruh seperti kondisi yang ada saat ini.
MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean) merupakan salah satu tantangan bagi
bangsa indonesia untuk menghadapi MEA adalah antisipasi melalui optimalisasi
pengembangan sumber daya alam yang akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
nasional maupun regional, memanfaatkan lahan yang ada dengan kondisi iklim yang
mendukung dengan berbagai tanaman yang dibutuhkan masyarakat dan
tidak terlalu berorientasi ekspor.
Pemenuhan
kebutuhan dasar masyarakat menjadi kekuatan untuk menghadapi serangan produk
luar masuk. Mekanisme pasar domestik akan mampu menghidupkan dan
memperkuat kondisi ekonomi dalam negeri, kultur dan budaya yang konsumtif
merupakan anugrah yang perlu disyukuri karena kebutuhan untuk meningkatkan daya
beli akan timbul dan merupakan dorongan alami dari masyarakat dan
menjadi kekuatan pasar domestik.
Rempah-rempah
adalah prospek yang paling menguntungkan untuk dijual ke luar
negeri, orientasi ekspor harus bersumber dari potensi yang dihasilkan oleh
dukungan alam, kekuatan kondisi alam yang harus dicermati, pola tanam rempah-rempah
tidak terlalu sulit dan tidak terlalu banyak memerlukan pemeliharaan yang
intens, karena dengan mudahnya berkolaborasi dengan kondisi alam dan iklim yang
ada.
Pengembangan
pola tanam rempah-rempah dengan didasarkan kepada identifikasi jenis/perkluster
jenis rempah-rempah akan memudahkan dalam menghitung besaran kemampuan
pemenuhan kebutuhan pasar. Pasar rempah-rempah tidak akan pernah berkurang
karena sangat dibutuhkan dan pasarnya tersebar luar.
Pemanfaatan
lahan tidur yang tersebar luas, perlu dimanfaatkan dengan tenaga kerja yang ada
(masyarakat), menerjunkan penyuluh pertanian dan akademisi selaku tenaga
profesional, fasilitasi bibit rempah-rempah dari pemerintah, dengan pola
pengawasan dan pengendalian masa panen dan pemasaran sangat efektif untuk
memicu masyarakat berperan aktif meningkatkan dan memperkuat ekonomi negara.
Kejayaan
dan kekuatan ekonomi tidak selamanya harus dengan menggali potensi yang baru
tetapi memperkuat potensi yang ada/yang tersedia melalui pengembangan mutu dan
jumlah dan mempelajari kondisi pasar dan mekanisme pemasaran melalui perluasan
pasar produk dan segmentasi pasar.
Memakmurkan
masyarakat dengan kekuatan potensi yang ada yang bersumber dari alam
negeri kita sendiri, karena kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang intens dibutuhkan
masyarakat dan itu bukan kendaraan atau jenis industri lainnya, tetapi pangan
sebagai kekuatan untuk memenuhi kelangsungan hidup yang paling mendasar.
Infrastruktur,
sebagai sarana pendukung distribusi hasil-hasil rempah-rempah maupun
pangan dari dan ke masyarakat hal pokok yang dibutuhkan dan perlu
diprioritaskan.
Pasar
pangan mayoritas ada di dalam negeri, sehingga ketahanan
pangan dengan pola pengembangan pertanian mutlak diperlukan melalui
pemanfaatan lahan tidur. Pasar rempah-rempah ada di luar negeri, sebagai sumber
untuk ekspor. Sumber daya alam lainnya seperti minyak bumi dan gas atau batu
bara, tidak perlu dieksploitasi besar-besaran dan harus segera dibatasi karena
akan merusak alam, akan habis seiring waktu dan merusak
sumber hayati lainnya.
Mengembalikan
negara industri menjadi negara agraris sangat sulit, tetapi merubah negara
agraris menjadi negara industri sangat mudah. Memperkecil hal yang mudah dengan
menghindari hal sulit harus dilakukan sehingga terjadi keseimbangan yang dapat
mensejahterakan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat
Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang direncanakan untuk
dicapai pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut maka ASEAN akan
menjadi pasar tunggal dan basis produksi dim ana terjadi arus barang,
jasa, investasi dan tenaga terampil yang bebas serta aliran modal
yang lebih bebas.
Adanya
aliran komoditi dan faktor produksi tersebut diharapkan membawa
ASEAN menjadi kawasan yang makmur dan kompetitif dengan perke mbangan
ekonomi yang merata, serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan
sosial-ekonomi di kawasan ASEAN. Namun untuk mencapai AEC 2015
diperlukan kerja keras baik di internal masing- masing Negara Anggota
maupun di tingk at kawasan dalam melaksanakan komitmen bersama.
Keterlibatan
semua pihak di seluruh Negara Anggota ASEAN mutlak diperlukan agar
upaya mewu judkan ASEAN sebagai kawasan yang kompetitif bagi kegiatan
investasi dan perdagangann bebas dapat memberikan manfaat
bagi seluruh Negara ASEAN. Bagi Indonesia, peluang integrasi ekonomi regional
tersebut harus dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Jumlah
populasi, luas dan letak geografi, dan nilai PDB terbesar di ASEAN harus
menjadi aset agar Indonesia bisa menjadi pemain besar dalam AEC. Dalam
kaitannya dengan pasar bebas tenaga kerja ,tenaga kerja indonesia harus
bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya untuk itu diperlukan
pelatihan kerja selain itu, hendaknya pemerintah tidak merendahkan upah
buruh untuk menarik investasi namun yang perlu dilakukan adalah dengan meminimalisir
biaya logistik dan menurunkan suku bunga.
Untuk
pengaruh MEA di bidang perekonomian pengaruh MEA dapat berdampak positif maupun
negatif. Untuk itu Indonesia harus memaksimalkan potensinya salah satunya
adalah kekayaan sumber daya alam dalam hal ini Indonesia dapat manjadikan SDA
ini sebagai salah satu keungulan dibandingkan dengan anggota ASEAN lain. Namun
dalam menghadapi MEA, kita tidak boleh melupakan mengenai kearifan lokal kita
justru dalam MEA ini kita harus bisa mempertahankan kearifan lokal sebagai
identitas nasional, disamping itu juga masih banyak dampak dari sektor
perekonomian yang akan terkena imbas dari di berlakukannya MEA ini salah
satunya adalah pada sektor UMKM untuk itu perlunya langkah-langkah strategis
yang dilakukan pemerintah dalam mengangkat UMKM ditengah adanya MEA.
B. SARAN
Dengan
perekonomian Indonesia saat ini, sehurusnya pemerintah lebih siap tanggap dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Disamping itu
masyarakat juga harus berkontribusi aktif dalam menghadapi Masyarakat
Ekonomi ASEAN. Selain persiapan dari segi kualitas penduduknya Indonesia juga
harus mempersiapkan mental dalam MEA nanti selain itu yang perlu
diperhatikan juga adalah kearifan lokal bangsa Indonesia, dimana dalam era MEA
pada tahun 2015 nanti pasti akan bayak budaya-budaya dari bangsa lain yang akan
masuk ke Indonesia untuk itu masyarakat Indonesia perlu membentengi diri dari
hala-hal yang dapat membuat kearifan lokal kita luntur salah satunya
adalah dengan memperhatikan, melestarikan, menjaga budaya atau kearifan
lokal milik bangsa kita sebagai Identitias Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/Pengertian-karakteristik-masyarakat-ekonomi-asean.html,
izin copas kak;)))
BalasHapus