MAKALAH
HUKUM NUN
MATI DAN TANWIN, HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID, DAN IDGHOM
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mengikuti Mata kuliah Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ)
Dosen pengampu :

Disusun Oleh Kelompok 1
Achamd Sholeh
Ananda Fahmil Huda
Ari Tri Wahyuni
Ari Budiman Sanjaya
Anisa Okta Hidayat
Anggi Agustina
Candra Lutfi Habibah
Cika Siti Khusnul Fuad 1502040017
Jurusan : Syari'ah
Semester : II
Program Studi : Ekonomi Syari'ah / D
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TA. 2015/2016
Kata
Pengantar
Assalamu'alaikum Wr.
Wb.
Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga makalah kelompok ini
dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat
sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Baca Tulis
Al-Qur'an (BTQ). Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini.Demikain makalah ini kami
buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami
khususnya.. Amin
Wassalamu'alaikum
Wr. Wb.
Metro, 27 April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang
B. Rumusan
Masalah
C. Tujuan
Penulisan
Bab II Pembahasan
A.Bab III Penutup
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tajwid secara bahasa adalah
membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari
tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya. Yang dimaksud dengan
hah huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya sepertisifat al-jahr,
isti'la, istif'al, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan mustahak huruf
adalah sifat yang tampak sewaktu-waktu, seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa, iqlab,
dan sebagainya.
Para ulama telah menyusun ilmu
tajwid, serta menyusun pokok-pokoknya dan menyimpulkan hukum-hukumnya dari tata
cara membaca yang diwaruskan oleh Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya dan para
thabi'in. Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan
tatkala membaca Al-Qur'an. Oleh karena itu, hukum atau aturan dalam membaca
Al-Qur'an adalah fardu 'ain bagi setiap mukallaf. Panduan ringkas hukum-hukum
tajwid ini akan dimulai dengan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan para ulama
tajwid yaitu hukum isti'azah dan basmalah.
Hukum membaca Al-Qur'an sesuai
dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardu 'ain. Jadi, mungkin saja terjadi seorang
Qori' bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali ia tidak mengetahui
istilah-istilah ilmu tajwid seperti idzhar, mad lin dan sebagainya.
Tajwidadalah ilmu yang sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya secara
langsung dengan Al-Qur'an. Bahkan dalam
dunia Ilmu Hadits, seorang alim tidak akan mengajarkan hadits kepada muridnya
sehingga ia sudah menguasai ilmu Al-Qur'an. Tujuan mempelajari tajwid adalah
untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-Qur'an.
B.
RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana hukum bacaan nun mati dan
tanwin?
b. Bagaimana hukum bacaan mim mati, mim
bertasydid, dan nun bertasydid?
c. Bagaimana hukum bacaan idghom?
C. TUJUAN
a.
Untuk mengetahui hukum bacaan nun mati dan tanwin
b.Untuk
mengetahui hukum bacaan mim mati, mim bertasydid, dan nun
bertasydid
bertasydid
c.
Untuk mengetahui hukum bacaan idghom
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukum bacaan nun mati (نْ
) atau tanwin ( ً ٍ ٌ )
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf
hijaiyyah hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan
ikhfa.
1. Idhar (
إظْهَارٌ )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun
mati/tanwin (/ نْ ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya
disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan idhar:
No
|
Huruf
|
Nun
mati (نْ)
|
Tanwin
(ً ٍ ٌ )
|
1
|
ا |
مَنْ أمَنَ |
رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ |
2
|
ح |
عَنْ حَرَامِكَ |
نَارٌ حَامٍيَةٌ |
3
|
خ |
مَنْ خَشِيَ |
ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ |
4
|
ع |
مِنْ عِلْمٍ |
سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ |
5
|
غ |
مِنْ غِلٍّ |
اَجْرٌ غَيْرُ |
6
|
ھ |
مِنْ هَادٍ |
جُرُفٍ هَارٍ |
2. Idgham ( اِدْغَامٌ )
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun
mati atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل ر maka
wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin (نْ
/ ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau
tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham
bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a. Idgham bighunnah ( اِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ
)
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur
dengan dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu
huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah)
dengan meleburkan suara nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:
no
|
Huruf
|
Nun mati (نْ)
|
Tanwin ( ً ٍ ٌ )
|
1
|
ي
|
مَنْ
يَقُوْلُ
|
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ |
2
|
ن
|
مِنْ
نِعْمَةِ
|
حِكْمَةٍ نَافِعَةٍ |
3
|
م
|
مِنْ مَسَدٍ |
عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ |
4
|
و
|
مِنْ وَرَاءِهِمْ |
خَيْرٌ وَاَبْقَى |
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi
jika nun mati berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau
bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh : قِنْوَانٌ ـ صِنْوَانٌ ـ دُنْيَا ـ بُنْيَانٌ
b. Idgham bilaghunnah ( اِدْغَامٌ بِلاَ غُنَّةٍ)
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur
tanpa berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf
idgham bilaghunnah yaitu ل ـ ر
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib
melebur nun mati/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:
No |
Huruf |
Nun
mati (نْ)
|
Tanwin
( ً ٍ ٌ )
|
1
|
ل |
مِنْ لَدُنْكَ |
هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ |
2
|
ر |
مِنْ رَبِّكَ |
خَيْرٌ رَازِقِيْنَ |
3. Iqlab ( اقلاب
)
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun
mati/tanwin bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara
membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ)
Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:
No
|
Huruf
|
Nun
mati (نْ )
|
Tanwin
(ً ٍ ٌ )
|
1 |
ب |
مِنْ بَعْدِهِمْ |
سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ |
4. Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun
mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara
jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut
ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang
jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ ذ ـ ز – س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط
ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك
Contoh bacaan ikhfa:
No
|
Huruf
|
Nun
mati (نْ )
|
Tanwin
(ً ٍ ٌ )
|
1
|
ت |
فَمَنْ تَبِعَ |
جَنّتٍ تَجْرِى |
2
|
ث |
فَمَنْ ثَقُلَتْ |
شِهَابٌ ثَاقِبٌ |
3
|
ج |
اِنْ جَاءَكُمْ |
خَلْقٍ جَدِيْدٍ |
4
|
د |
اَنْدَادًا |
دَكًّا دَكًّا |
5
|
ذ |
مِنْ ذَهَبٍ |
نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ |
6
|
ز |
وَاَنْزَلْنَا |
صَعِيْدًا زَلَقًا |
7
|
س |
أَلإِنْسَانُ |
سَلمًا سَلمًا |
8
|
ش |
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ |
عَذَابٍ شَدِيْدٍ |
9
|
ص |
عَنْ صَلاَتِهِمْ |
عَمَلاً صَالِحًا |
10
|
ض |
مَنْضُوْدٍ |
مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ |
11
|
ط |
مِنْ طَيِّبَاتٍ |
بَلْدَةٌ طَيٍّبَةٌ |
12
|
ظ |
مِنْ ظُهُوْرِهِمْ |
حُرَّاءً ظَاهِرَةً |
13
|
ف |
أَنْفُسِهِمْ |
مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ |
14
|
ق |
مِنْ قَبْلِ |
رٍزْقًا قَالُوا |
15
|
ك |
مَنْ كَانَ يَرْجُو |
نَاِصيَةٍ كَاذِبَةٍ |
B. Hukum
bacaan Mim Mati ( مْ ) dan Hukum Mim dan Nun yang
Bertasydid (ghunnah)
Mim mati atau mim sukun (مْ) apabila bertemu
dengan salah satu
huruf hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu
ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.
1.
Ikhfa Syafawi (اِخْفَاء شَفَوِيّ)
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan
huruf mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun
bertemu dengan huruf ba ( ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan
samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba’ : وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ
Mim mati bertemu huruf ba’ : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
2.
Idghom Mimi ( اِدْغَامٌ مِيمِي)
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun
bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim
rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula
disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa
atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim : وَمَا لَهُمْ مِنَ اللهِ
Mim mati bertemu huruf mim : اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
3.
Idhar Syafawi (اِظْهَارْ شَفَوِيِّ)
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu
dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum
bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan
terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf,
yaitu:
ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س
ـ ش ـ ص
ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل
ـ ن ـ وـ ھ -ي
No
|
huruf
|
kalimat
|
No
|
Huruf
|
Kalimat
|
1
|
ا |
فَلَهُمْ اَجْرٌ |
14
|
ض |
وَامْضُوا |
2
|
ت |
جَنتٍ تَجْرِى |
15
|
ط |
لَهُم طَعَامٌ |
3
|
ث |
مَاءً ثَجَّاجًا |
16
|
ظ |
ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ |
4
|
ج |
خَلْقٍ جَدِيْدٍ |
17
|
ع |
وَلَهُمْ عَذَابٌ |
5
|
ح |
عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ |
18
|
غ |
مَاءُكُمْ غَوْرًا |
6
|
خ |
هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ |
19
|
ف |
لَهُمْ فِيْهَا |
7
|
د |
لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ |
20
|
ق |
رَأَوْهُمْ قَالُوْا |
8
|
ذ |
رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ |
21
|
ك |
اِنَّهُمْ كَانُوا |
9
|
ر |
اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ |
22
|
ل |
فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ |
10
|
ز |
اَمْ زَيَّنّا السَمَاء |
23
|
ن |
اَلَمْ نَجْعَلْ |
11
|
س |
فَوْقَكُمْ سَبْعًا |
24
|
و |
عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ |
12
|
ش |
هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ |
25
|
ھ |
اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا |
13
|
ص |
اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ |
26
|
ي |
مَالَم يَعْلَمْ |
Hukum Mim dan Nun yang Bertasydid
(ghunnah)
Apabila ada huruf mim dan nun yang bertasydid
maka hukum bacaannya disebut ghunnah. Adapun tempat keluarnya ghunnah adalah
pada jalur hidung, sedangkan lamanya bacaan ghunnah adalah 1 alif atau 2
harokat membacanya harus dibaca dengan suara dengung.
Contoh :بِرَ بِّ النَّا سِ , ثمّ , ِإنّّ
Keterangan :
Enam bacaan yang di
dalamnya terdapat bacaan ghunnah (dengung) yaitu: idghom bighunnah, iqlab,
ikhfa’ haqiqi, ikhfa’ syafawy, idghom mimy, mim atau nun yang bertasydid.
C. IDGHOM
A.Definisi Idghom
Idgham secara
bahasa berarti meleburkan atau memasukan, dalam hukum nun mati, idham berarti
meleburkan nun mati/tanwin, yang terkait dengan hukum nun mati dan tanwin ini
idghan terbagi menjadi dua, yaitu Idghom Bighunah dan Idghom Bilaghunah.
B. Pembagian Idghom
Menurut ittifaq ulama Qurro’, idghom ini
(idghomnya semua huruf Hijaiyyah yang dilihat dari makhraj dan sifatnya huruf)
dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Idghom Mutamatsilain
2. Idghom Mutajanisain
3. Idghom Mutaqoribain
1. Idghom Mutamatsilain
Yaitu apabila ada dua huruf yang sama baik makhroj
dan sifatnya seperti ba’ mati bertemu dengan ba’ atau dal mati bertemu
dengan dal, maka harus diidghomkan menurut kesepakatan ulama’ Qurro’, baik
bertemunya dalam satu kalimat atau lain kalimat.
Contoh : َيغْتَبْ
بَعْضُكُمْ , يُوَجِّهْهُ
Yang demikian itu terkecuali huruf mad yaitu ya’
mati bertemu dengan ya’ jatuh setelah kasroh dan wawu mati jatuh setelah
dhommah bertemu dengan wawu, sebagaimana kesepatan ulama qurro’. Hal ini
dikarenakan agar sifat huruf mad itu masih tetap dan tidak hilang.
Contoh : ِفىْ
يَوْ مٍ , قَالُوْا وَهُمْ
2. Idghom Mutajanisain
Apabila ada dua huruf yang sama makhrojnya akan
tetapi berbeda sifatnya. Seperti dal bertemu ta’, ta’ bertemu dal dan
sebagainya.
Contoh : َيلْهَثْ
ذّالِكَ
, قَدْ تَّبَيّنَ , اَ ثْقَلَتْ
دَّعَوَالله
Adapun kalimat ِاِرْكبْ مَّعَنَاmenurut Imam Hafs ‘an ‘Ashim cara membacanya harus
diidghomkan dan disertai dengan dengung, sedangkan
lafadh َبسَطْتَ dibaca dengan Idghom Naqish. Yaitu sifat huruf tho’
(Isti’la’) masih tetap tampak.
3. Idghom Mutaqoribain
Apabila ada dua huruf yang berdekatan baik
makhrojnya maupun sifatnya .
Contoh : قُلْ
رَّبِّ , اَلمْ نخْلُقْكُمْ
Keterangan :
1.Semua bacaan idghom
sebagaimana tersebut diatas dengan riwayat Hafs ‘an Ashim, huruf yang di
idghomkan harus huruf yang sukun disebut idghom shoghir. Maka apabila huruf
yang di idghomkan adalah huruf yang hidup disebut idghom kabir
Contoh : كَيْفَ
فَعَلَ ، فِيْهِ هُدًى ، فَعَلَ رَبُّكَ
dan semua idghom kabir Imam Hafs ‘an Ashim tidak ikut membacanya.
2. Menurut Imam Hafs ‘an
Ashim sebagaimana disebutkan pada kitab Jazariyah, bahwa apabila semua huruf
yang diidghomkan terdiri dari huruf isti’la’ (خص
ضغط قظ)maka harus dibaca idghom Naqis. Contoh : نَخْلُقْكُمْ ، بَسَطْتَ
3.Idghom mutajanitsain /
mutamatsilain / mutaqoribain, apabila mudghomnya huruf dal, maka hanya
masuk pada huruf dal atau ta’. Contoh : لَقَدْ دَخَلُ ،
أَبَدْ تُمْ
ْ
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nun
mati ialah huruf yang tidak berbaris. Tanwin adalah baris ganda baik atas
seperti fathatain, bawah seperti kasrotain, dan dhommah (dhommahtain). Secara
umum, nun mati dan tanwin mempunyai empat hukum bacaan yaitu idzhar, idghom,
iqlab, dan ikhfa.
Ghunnah
menurut bahasa adalah bunyi yang keluar daei lubang hidung. Sedangkan menurut
istilah tajwid, ghunnah adalah bunyi dengung yang melekat pada huruf nun dan
mim yang terdengar secara indah. Nun dan mim bertasydid wajib dibaca dengan
ghunnah (dengung), baik dalam keadaan bersambung maupun dalam keadaan berhenti
(waqaf), dan bila terletak di tengah maupun diakhir kata.
Tempat
keluar bunyi dengung adalah khaisyum yaitu lubang hidung yang bersambung dengan
organ dalam langit-langit atas didalam mulut. Panjang bunyi dengung tersebut
ialah 2 harakat yang ukuran 1 harakat itu adalah selama membuka atau menutup
jari tangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aziz, Abdul A.R 2003.
Pedoman Dauroh Al-Qur'an. Kenanga: Markaz Al-Qur'an.
Lembaga Bahasa Dan
Budaya Institut Agama Islan Negeri (IAIN) Mataram. 2013. Dirasah Al-Qur'an
(Dasar-Dasar Pengajar Tajwid Al-Qur'an). Mataram: Laboratorium Al-Qur'an.
Zarkasyi, Imam. 1995.
Pelajaran Tajwid. Gontor Ponorogo: Trimurti Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar