Minggu, 11 Juni 2017

MAKALAH HUKUM BACAAN TAJWID

MAKALAH
HUKUM NUN MATI DAN TANWIN, HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID, DAN IDGHOM

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Mata kuliah Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ)
Dosen pengampu :
Disusun Oleh Kelompok 1

Achamd Sholeh
Ananda Fahmil Huda
Ari Tri Wahyuni
Ari Budiman Sanjaya
Anisa Okta Hidayat
Anggi Agustina
Candra Lutfi Habibah
Cika Siti Khusnul Fuad        1502040017

Jurusan : Syari'ah
Semester : II
Program Studi : Ekonomi Syari'ah / D

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TA. 2015/2016
Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ). Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini.Demikain makalah ini kami buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya.. Amin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
                                                                                    


                                                                  Metro, 27 April 2016

                                               

                                                                        Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A.   Latar Belakang
B.   Rumusan Masalah
C.   Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A.Bab III Penutup
A.   Kesimpulan
Daftar Pustaka
















BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tajwid secara bahasa adalah membaguskan, sedangkan menurut istilah adalah mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya dengan memberikan hak dan mustahaknya. Yang dimaksud dengan hah huruf adalah sifat asli yang selalu bersamanya sepertisifat al-jahr, isti'la, istif'al, dan sebagainya. Adapun yang dimaksud dengan mustahak huruf adalah sifat yang tampak sewaktu-waktu, seperti tafkhim, tarqiq, ikhfa, iqlab, dan sebagainya.
Para ulama telah menyusun ilmu tajwid, serta menyusun pokok-pokoknya dan menyimpulkan hukum-hukumnya dari tata cara membaca yang diwaruskan oleh Nabi Muhammad SAW., para sahabatnya dan para thabi'in. Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah menjaga lisan dari kesalahan tatkala membaca Al-Qur'an. Oleh karena itu, hukum atau aturan dalam membaca Al-Qur'an adalah fardu 'ain bagi setiap mukallaf. Panduan ringkas hukum-hukum tajwid ini akan dimulai dengan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan para ulama tajwid yaitu hukum isti'azah dan basmalah.
Hukum membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah ilmu tajwid adalah fardu 'ain. Jadi, mungkin saja terjadi seorang Qori' bacaannya bagus dan benar, namun sama sekali ia tidak mengetahui istilah-istilah ilmu tajwid seperti idzhar, mad lin dan sebagainya. Tajwidadalah ilmu yang sangat mulia. Hal ini karena keterkaitannya secara langsung dengan Al-Qur'an.  Bahkan dalam dunia Ilmu Hadits, seorang alim tidak akan mengajarkan hadits kepada muridnya sehingga ia sudah menguasai ilmu Al-Qur'an. Tujuan mempelajari tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar dari kesalahan dalam membaca Al-Qur'an. 


B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana hukum bacaan nun mati dan tanwin?
b. Bagaimana hukum bacaan mim mati, mim bertasydid, dan nun bertasydid?
c. Bagaimana hukum bacaan idghom?
                                            
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui hukum bacaan nun mati dan tanwin
b.Untuk mengetahui hukum bacaan mim mati, mim bertasydid, dan nun
   bertasydid
c. Untuk mengetahui hukum bacaan idghom


















BAB II
PEMBAHASAN

A. Hukum bacaan nun mati (نْ ) atau tanwin ( ً ٍ ٌ )
Nun mati/tanwin apabila bertemu dengan huruf-huruf hijaiyyah hukum bacaannya ada empat macam, yaitu: Idhhar, idgham, iqlab dan ikhfa.
1. Idhar ( إظْهَارٌ )
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun mati/tanwin (/ نْ ً ٍ ٌ ) bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu: ا ح خ ع غ ھ
Contoh bacaan idhar:
No
Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin (ً ٍ ٌ )
1

ا

مَنْ أمَنَ

  رَسُوْلٌ اَمِيْنٌ
2

ح

عَنْ حَرَامِكَ

نَارٌ حَامٍيَةٌ
3


خ


مَنْ خَشِيَ


ذَرَّةٍ خَبٍيْرٌ
4


ع


مِنْ عِلْمٍ


سَمٍيْعٌ عَلٍيْمٌ
5


غ


مِنْ غِلٍّ


اَجْرٌ غَيْرُ
6


ھ


مِنْ هَادٍ


جُرُفٍ هَارٍ

2. Idgham ( اِدْغَامٌ )
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل ر maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin (نْ / ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a. Idgham bighunnah ( اِدْغَامٌ بِغُنَّةٍ )
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah) yaitu bila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun mati/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:
no
Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin ( ً ٍ ٌ )

1

ي

مَنْ يَقُوْلُ


يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ

2

ن

مِنْ نِعْمَةِ


حِكْمَةٍ نَافِعَةٍ

3

م


مِنْ مَسَدٍ


عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ

4

و


مِنْ وَرَاءِهِمْ


خَيْرٌ وَاَبْقَى
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun mati berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun mati/tanwin dibaca jelas.
Contoh : قِنْوَانٌ ـ صِنْوَانٌ ـ دُنْيَا ـ بُنْيَانٌ
b. Idgham bilaghunnah ( اِدْغَامٌ بِلاَ غُنَّةٍ)
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung. Apabila nun mati atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah yaitu ل ـ ر
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun mati/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:


No


Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin ( ً ٍ ٌ )
1


ل


مِنْ لَدُنْكَ


هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ
2


ر


مِنْ رَبِّكَ


خَيْرٌ رَازِقِيْنَ

3. Iqlab ( اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun mati/tanwin bertemu dengan huruf ب, maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun mati/ tanwin berubah menjadi bunyi mim ( مْ) Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf ب
Contoh bacaan iqlab:

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )


1


ب


مِنْ بَعْدِهِمْ


سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ
4. Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
ت ـ ث ـ ج ـ د ـ ذ ـ ز – س ـ ش ـ ص ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ف ـ ق ـ ك
Contoh bacaan ikhfa:

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )
1


ت


فَمَنْ تَبِعَ


جَنّتٍ تَجْرِى
2


ث


فَمَنْ ثَقُلَتْ


شِهَابٌ ثَاقِبٌ
3


ج


اِنْ جَاءَكُمْ


خَلْقٍ جَدِيْدٍ
4


د


اَنْدَادًا


دَكًّا دَكًّا
5


ذ


مِنْ ذَهَبٍ


نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
6


ز


وَاَنْزَلْنَا


صَعِيْدًا زَلَقًا
7


س


أَلإِنْسَانُ


سَلمًا سَلمًا
8


ش


مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ


عَذَابٍ شَدِيْدٍ
9


ص


عَنْ صَلاَتِهِمْ


عَمَلاً صَالِحًا
10


ض


مَنْضُوْدٍ


مُسْفِرَةٌ ضَاحِكَةٌ
11


ط


مِنْ طَيِّبَاتٍ


بَلْدَةٌ طَيٍّبَةٌ
12


ظ


مِنْ ظُهُوْرِهِمْ


حُرَّاءً ظَاهِرَةً
13


ف


أَنْفُسِهِمْ


مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
14


ق


مِنْ قَبْلِ


رٍزْقًا قَالُوا
15


ك


مَنْ كَانَ يَرْجُو


نَاِصيَةٍ كَاذِبَةٍ

B. Hukum bacaan Mim Mati ( مْ ) dan Hukum Mim dan Nun yang
      Bertasydid (ghunnah)

Hukum mim mati merupakan salah satu dari ilmu tajwid sebagaimana halnya hukum nun mati.
Mim mati atau mim sukun (مْ) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah maka memiliki tiga hukum bacaan, yaitu ikhfa syafawi, idghom mimi dan idhar syafawi.
1. Ikhfa Syafawi (اِخْفَاء شَفَوِيّ)
Ikhfa Syafawi adalah menyembunyikan atau menyamarkan huruf mim.Hukum bacaan disebut ikhfa syafawi apabila mim mati atau mim sukun bertemu dengan huruf ba ( ب). Adapun cara membacanya harus dibunyikan samar-samar di bibir dan didengungkan.
Contoh:
Mim mati bertemu huruf ba’ : وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ
Mim mati bertemu huruf ba’ : تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ
2. Idghom Mimi ( اِدْغَامٌ مِيمِي)
Hukum bacaan disebut idgham mimi apabila mim sukun bertemu dengn mim yang sejenis. Cara membacanya adalah seperti menyuarakan mim rangkap atau ditasydidkan dan wajib dibaca dengung. Idgham mimi sering pula disebut idgham mitslain atau idgham mutamatsilain (idgham yang hurufnya serupa atau sejenis)
Contoh:
Mim mati bertemu huruf mim : وَمَا لَهُمْ مِنَ اللهِ
Mim mati bertemu huruf mim : اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
3. Idhar Syafawi (اِظْهَارْ شَفَوِيِّ)
Idhar syafawi artinya apabila mim mati bertemu dengan salah satu huruf hijaiyyah selain huruf mim dan ba’, maka hukum bacaannya disebut idhar syafawi. Cara membacanya bunyi mim disuarakan dengan terang dan jelas tanpa berdengung di bibir dengan mulut tertutup.
Huruf-huruf idhar syafawi jumlahnya ad 26 huruf, yaitu:
ا ـ ت ـ ث ـ ج ـ ح ـ خ ـ د ـ ذ ـ ر ـ ز ـ س ـ ش ـ ص
 ـ ض ـ ط ـ ظ ـ ع ـ غ ـ ف ـ ق ـ ك ـ ل ـ ن ـ وـ ھ -ي



No

huruf

kalimat

No

Huruf

Kalimat
1


ا


فَلَهُمْ اَجْرٌ
14


ض


وَامْضُوا
2


ت


جَنتٍ تَجْرِى
15


ط


لَهُم طَعَامٌ
3


ث


مَاءً ثَجَّاجًا
16


ظ


ظَنَنتُمْ ظَنَّ السَّوءِ
4


ج


خَلْقٍ جَدِيْدٍ
17


ع


وَلَهُمْ عَذَابٌ
5


ح


عَلَيْهِمْ حَافِظِيْنَ
18


غ


مَاءُكُمْ غَوْرًا
6


خ


هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
19


ف


لَهُمْ فِيْهَا
7


د


لَهُمْ دَارالاَخِرَةِ
20


ق


رَأَوْهُمْ قَالُوْا
8


ذ


رَبُّكُمْ ذُوْا رَحْمَةٍ
21


ك


اِنَّهُمْ كَانُوا
9


ر


اِيْلفِهِمْ رِحْلَةَ
22


ل


فَمَا لَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
10


ز


اَمْ زَيَّنّا السَمَاء
23


ن


اَلَمْ نَجْعَلْ
11


س


فَوْقَكُمْ سَبْعًا
24


و


عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَحْزَنُونَ
12


ش


هُمْ شَرُّ البَرِيَّةِ
25


ھ


اَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
13


ص


اِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
26


ي


مَالَم يَعْلَمْ

Hukum Mim dan Nun yang Bertasydid (ghunnah)

Apabila ada huruf mim dan  nun yang bertasydid maka hukum bacaannya disebut ghunnah. Adapun tempat keluarnya ghunnah adalah pada jalur hidung, sedangkan lamanya bacaan ghunnah adalah 1 alif atau 2 harokat  membacanya harus dibaca dengan suara dengung.

Contoh :بِرَ بِّ النَّا سِ ,  ثمّ , ِإنّّ

 

Keterangan :

Enam bacaan yang di dalamnya terdapat bacaan ghunnah (dengung) yaitu: idghom bighunnah, iqlab, ikhfa’ haqiqi, ikhfa’ syafawy, idghom mimy, mim atau nun yang bertasydid.

C. IDGHOM

A.Definisi  Idghom

Idgham secara bahasa berarti meleburkan atau memasukan, dalam hukum nun mati, idham berarti meleburkan nun mati/tanwin, yang terkait dengan hukum nun mati dan tanwin ini idghan terbagi menjadi dua, yaitu Idghom Bighunah dan Idghom Bilaghunah.

B. Pembagian Idghom

Menurut ittifaq ulama Qurro’,  idghom ini (idghomnya semua huruf Hijaiyyah yang dilihat dari makhraj dan sifatnya huruf) dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Idghom Mutamatsilain

2. Idghom Mutajanisain

3. Idghom Mutaqoribain

1. Idghom Mutamatsilain

Yaitu apabila ada dua huruf yang sama baik makhroj dan sifatnya seperti  ba’ mati bertemu dengan ba’ atau dal mati bertemu dengan dal, maka harus diidghomkan menurut kesepakatan ulama’ Qurro’, baik bertemunya dalam satu kalimat atau lain kalimat.

Contoh : َيغْتَبْ  بَعْضُكُمْ   , يُوَجِّهْهُ  

Yang demikian itu terkecuali huruf mad yaitu ya’ mati bertemu dengan ya’ jatuh setelah kasroh dan wawu mati jatuh setelah dhommah bertemu dengan wawu, sebagaimana kesepatan ulama qurro’. Hal ini dikarenakan agar  sifat huruf mad itu masih tetap dan tidak hilang.                           

 Contoh : ِفىْ يَوْ مٍ  , قَالُوْا  وَهُمْ

2. Idghom Mutajanisain

Apabila ada dua huruf yang sama makhrojnya akan tetapi berbeda sifatnya. Seperti dal bertemu ta’, ta’ bertemu dal dan sebagainya.

Contoh : َيلْهَثْ ذّالِكَ , قَدْ تَّبَيّنَ  , اَ ثْقَلَتْ دَّعَوَالله

Adapun kalimat    ِاِرْكبْ مَّعَنَاmenurut Imam Hafs ‘an ‘Ashim cara membacanya harus diidghomkan dan  disertai dengan dengung, sedangkan lafadh         َبسَطْتَ dibaca dengan Idghom Naqish.  Yaitu  sifat huruf tho’ (Isti’la’) masih tetap tampak.

3. Idghom Mutaqoribain

Apabila ada dua huruf yang berdekatan baik makhrojnya maupun sifatnya .

Contoh : قُلْ رَّبِّ  ,  اَلمْ نخْلُقْكُمْ

 

Keterangan :

1.Semua bacaan idghom sebagaimana tersebut diatas dengan riwayat Hafs ‘an Ashim, huruf yang di idghomkan harus huruf yang sukun disebut idghom shoghir. Maka apabila huruf yang di idghomkan adalah huruf yang hidup disebut idghom kabir

Contoh :   كَيْفَ فَعَلَ ، فِيْهِ هُدًى ، فَعَلَ رَبُّكَ  dan semua idghom kabir Imam Hafs ‘an Ashim tidak ikut membacanya.

2. Menurut Imam Hafs ‘an Ashim sebagaimana disebutkan pada kitab Jazariyah, bahwa apabila semua huruf yang diidghomkan terdiri dari huruf isti’la’ (خص ضغط قظ)maka harus dibaca idghom Naqis. Contoh :  نَخْلُقْكُمْ ، بَسَطْتَ

3.Idghom mutajanitsain / mutamatsilain / mutaqoribain, apabila mudghomnya huruf dal, maka  hanya masuk pada huruf dal atau ta’. Contoh :   لَقَدْ دَخَلُ ، أَبَدْ تُمْ

ْ










BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Nun mati ialah huruf yang tidak berbaris. Tanwin adalah baris ganda baik atas seperti fathatain, bawah seperti kasrotain, dan dhommah (dhommahtain). Secara umum, nun mati dan tanwin mempunyai empat hukum bacaan yaitu idzhar, idghom, iqlab, dan ikhfa.
Ghunnah menurut bahasa adalah bunyi yang keluar daei lubang hidung. Sedangkan menurut istilah tajwid, ghunnah adalah bunyi dengung yang melekat pada huruf nun dan mim yang terdengar secara indah. Nun dan mim bertasydid wajib dibaca dengan ghunnah (dengung), baik dalam keadaan bersambung maupun dalam keadaan berhenti (waqaf), dan bila terletak di tengah maupun diakhir kata.
Tempat keluar bunyi dengung adalah khaisyum yaitu lubang hidung yang bersambung dengan organ dalam langit-langit atas didalam mulut. Panjang bunyi dengung tersebut ialah 2 harakat yang ukuran 1 harakat itu adalah selama membuka atau menutup jari tangan.










DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Abdul A.R 2003. Pedoman Dauroh Al-Qur'an. Kenanga: Markaz Al-Qur'an.
Lembaga Bahasa Dan Budaya Institut Agama Islan Negeri (IAIN) Mataram. 2013. Dirasah Al-Qur'an (Dasar-Dasar Pengajar Tajwid Al-Qur'an). Mataram: Laboratorium Al-Qur'an.

Zarkasyi, Imam. 1995. Pelajaran Tajwid. Gontor Ponorogo: Trimurti Press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar