Minggu, 11 Juni 2017

HADITS EKONOMI TENTANG ETOS KERJA

MAKALAH HADITS EKONOMI
ETOS KERJA

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah Hadits Ekonomi
Dosen pengampu : M. Ramadhan M.Ag
Disusun Oleh Kelompok 1

Anisa Okta Hidayat
Ari Tri Wahyuni
Cika Siti Khusnul Fuad    
Riyan Pangestu

Jurusan : Syari'ah
Semester : III
Program Studi : Ekonomi Syari'ah / D

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
TA. 2015/2016





Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
 Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah –Nya, sehingga makalah kelompok ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Hadits Ekonomi. Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami khususnya.. Amin
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
                                                                                  


                                                                              Metro, 23 September 2016

                                             

                                                                                                         Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Bab II Pembahasan
A. Etos Kerja
B. Pekerjaan Yang Terbaik atau Dianjurkan
C. Motivasi Untuk Bekerja
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka











BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai khalifah di bumi bertugas untuk memakmurkan bumi ini, dengan cara mengolah dan menggunakan sumber daya alam yang telah diberikan Allah kepada manusia. Semua itu disiapkan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian, bahwa semua manusia harus berusaha dan bekerja keras demi kelangsungan hidupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Etos Kerja?
2. Apa saja pekerjaan yang terbaik atau dianjurkan?
3. Apa motivasi dalam etos kerja?

C. Tujuan Penulisan
1. Umtuk mengetahui pengertian etos kerja
2. Untuk mengetahui pekerjaan yang terbaik atau pekerjaan yang dianjurkan
3. Untuk mengetahui motivasi dalam etos kerja












BAB II
PEMBAHASAN

A. Etos Kerja
    Di dalam Al-Quran perintah bekerja disebutkan secara beriringan dengan perintah melaksanakan sholat. Misalnya dalam QS Al-Jumu’ah [62]: 10

#sŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÏ±tFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.øŒ$#ur ©!$# #ZŽÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ  


Artinya: "Kalau anda telah selesai melasanakan shalat, keluarlah kemana saja di bumi Allah ini untuk mencari rezeki dan karunia Allah banyak-banyak agar kamu beruntung".

    Kenentuan dalam ayat ini dapat di pahami bahwa orang yang beriman itu adalah orang yang telah melasanakan tugasnya sebagai hamba Allah (menjaga hubungan vertikal), ia harus bekerja keras, dan tidak malas. Agar sukses dan tetap dalam koridor yang di inginkan Allah dan Rasul Nya, Allah mengingatkan agar dalam bekerja manusia harus selalu banyak mengingat Allah, sehingga tetap terjaga usaha yang di benarkan Allah, dan tidak merugikan orang lain.
    Islam sebagai agama yang sangat memperhatiakan kebutuhan penganutnya, mempunyai perinsip keseimbangan dalam ajaranya. Umat Islam di perintahkanuntuk menjalankam ajaran Islam, beberapa di antaranya membutuhkan dana dan tenaga. Misalnya,  ibadah haji, untuk umat Islam yang jauh dari tanah haram, misalnya Indonesia, biaya yang di butuhkan begitu besar. Begitu juga dengan ibadah zakat ,kewajiban membayar zakat sangat bergantung pada kekayaan yang dimiliki. Untuk dapat menjalankan perintah tersebut, Islam menyuruh pula umatnya untuk bekerja.

    Etos berasal dari bahasa yunani yang bererti ciri, sifat atau kebiasaan, adat istiadat, atau juga kecendrungan moral, pandang hidup yang dimiliki seseorang, suatu golongan atau suatu bangsa.

    Etos kerja dngan demikian adalah cara kerja yang memiliki tiga dasar yaitu:
1. Keinginan untuk menjunjung tinggi mutu kerja
2. Mejaga harga diri dalam melasanakan pekerjaan
3.Kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat memalaui karya profesional

    Orang yang memiliki etos kerja, akan terlihat ketika bekerja ia mempunyai keinginan untuk menjunjung mutu pekerjaan, bukan hanya sekedar bekerja memenuhi tugas atau kewajiban. Ketika bekerja ia menjaga harga dirinya, bukan bekerja dengan menjatuhkan harga dirinya seperti menjadi pengemis ketika ia memiliki kemampuan fisik, dan potensial lain. Di samping itu, dengan profesi yang ditekuni memberi pelayanan kepada masyarakat.

    Pembahasan tentang etos kerja ini penting untuk memberikan pemahaman yang benar terdapat bagai mana Islam memandang kerja. Di samping itu, untuk memberikan koreksian terhadap esensi kerja yang selama ini pahami oleh sebagian umat Islam. Dalam QS. Al-Nah [16]: 14  Allah berfirman :

uqèdur Ï%©!$# t¤y tóst7ø9$# (#qè=à2ù'tGÏ9 çm÷ZÏB $VJóss9 $wƒÌsÛ (#qã_̍÷tGó¡n@ur çm÷YÏB ZpuŠù=Ïm $ygtRqÝ¡t6ù=s? ts?ur šù=àÿø9$# tÅz#uqtB ÏmŠÏù (#qäótFö7tFÏ9ur ÆÏB ¾Ï&Î#ôÒsù öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±s? ÇÊÍÈ  


Artinya: "Dan Dia lah, Allah yang menundakan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia Nya dan supaya kamu bersyukur."

    Pesan kedua ayat ini memberikan kepada manusia bahwa Allah telah mengatur sedemikian rupa bumi dan laut agar mudah di kelola untuk bermacam usaha. Keinginan untuk menjunjung mutu pekrjaan akan terlihat dalam cara seseorang memandang pekerjaan. Esensi bekerja bagi setiap muslim harus di maknai sebagai salah satu perintah Allah sperti yang termaktub dalam firman Allah dalam QS. Al -Jumu’ah di atas, bukan hanya sebagai tugas untuk memenuhi kebutuhan hidup.

■ Kiat Sukses Menurut RasuL
    Bekerja merupakan salah satu perintah Allah yang harus di lakukan oleh manusia dalam kehiupannya. Hal ini terlihat dari rincinya aturanyayang diberikan Allah dan Rasul tentang cara bekerja atau berusaha yang sesai dengan tuntutan Islam. Dalam QS. Al- Jumu’ah ayat 10, ada perintah Allah untuk berusaha kemana dan dan dimana saja. Setelah itu Allah memerintahkan untuk mencari rezeki Allah dari dan dalam bentuk apa saja. Hal itu menunjukan bahwa umat Islam atau manusia secara umum harus mempunyai etos kerja yang tinggi.
    Perintah bekerja secara eksplisit di dalam Al-Quran tersebut, diiringi pula dengan pemberian motivasi agar bekerja dngan penuh keikhlasan dan dalam frame yang telah dituntutkan Allah dan Rasul.
    Sebagai konsistensi dari kekhalifahan manusia di bumi Allah ini, salah satu tugas manusia adalah memanfaatkan sumber daya alam melimpah yang diberikan oleh Allah. Semua itu harus dicari dan di upayakan untuk mendapatkannya. Dalam ayat kata “ibtida” menunjukan bahwa ada usaha serius untuk mencari dan mengambil sesuatu yang sudah disediakan Allah untuk makhluk Nya.
    Dalam melasankan fungsi dan tugas sebagai anggota masyarakat dan atau sebagai hamba Allah, manusia di tuntut untuk mempunyai kemampuan personal dan kemampuan fungsional. Fungsi dan tugas itu hanya dapat dilaksankan secara optimal apabila sesorang memiliki kekuatan dalam berbagai hal. Sebagai contoh, sebagai ibadah yang di syariatkan islam seperti haji dan jihad memnuntut adanya kekuatan iman, kekuatan fisik, kekuatan ekonomi, dan kekuatan pikiran.
    Oleh sebab itu, ajaran Islam dalam QS. Al-Maidah[51] : 88 menganjurkan muslim memakan makanan yang halal dan bergizi serta menjaga kesehatan agar fisik kuat. Islam juga menganjurkkan muslim agar bekerja keras untuk kkuat ekonomi. Islam pun menganjurkan muslim menuntut ilmu kemana pun agar kuat pengetahuan. Hal yang lebih penting lagi, Islam menganjurkan untuk melakukan kebijakan dan meninggalkan maksiat agar iman menjadi kuat.
    Dalam salah satu sabda, Rasulullah memberiakan arahan dan solusi yang dapat digunakan ketiga berusaha mencari rezeki yang telah di perhatian Allah dalam ayat sebelumya.

عن آبي هر ير ة قالرسو ل الله صلىالله عليه و سلم المؤ من القو ئ خير وأحب لي الله من المؤ من الضعيف وفي كل خير احر ص علي ما ينفعك واستعن با لله ولا تعجزوا ن أصا بك شئ فلا تقل لو أني فعلت كا ن كذا وكذا ولكن قل قدرالله وما شا ء فعل  فاءن لو تقتح عمل الشطا ن

Artinya: "Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah dan dalam segala situasi lebih baik .ambisilah atas semua yang dapat memberikan manfaat kepadamu dan mintalah pertolongan Allah, dan jangan lemah atau malas. Jika sesuatu menimpamu ,jangan lah engkau berandai-andai, tetapi katakanlah “Inilah ketetapan Allah dan apapun yang Allah kehendaki itulah yang terjadi karena kata law (seandainya) itu kunci pembuka untuk masuknya perbuatan setan".

    Manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah untuk mengelola semua yang telah diberikan Allah kepada manusia, tetapi harus memiliki etos kerja yang tinggi. Dalam hadis diatas, ada beberapa kiat sukses yang di turunkan Rasulullah saw :
1. Seseorang harus memiliki kekuatan baik rohani, jamani, atau pun finansial
2. Dalam kondisi dan situasi apa pun muslim harus selalu melihat sisi positifnya
3. Dalam bekerja ,seseorang harus memiliki semangat tinggi dan mencari sesuatu yang
    bermanfaat untuk kepentingan diri dan keluarga nya di dunia dan diakhirat, sehingga
    tidak ada kesempatan yang terlewatkan
4. Setelah berusaha mancari secara maksimal, harus memohonkan kepada Allah agar
    selalu memberikan pertolongan allah,sehingga dalam menjalankan usahanya
    mendapatkan bimbingan dan masih dalam koridor yang di tetapkan Allah
5. Rasulullah menyarankan agar jangan lemah dan jangan berputus asa dalam mancapai
    tujuan hidup
6. Apapun yang di dapatkan dari usaha yang telah di lakukan secara maksimal, apa lagi
    hasilnya tidak sesuai dengan harapan, maka jangan suka berandai-andai
7. Ketka usaha telah dilakukan secara maksimal, maka apapun hasilnya itu yang
    ditetapkan Allah.
B. Pekerjaan Yang Terbaik atau Dianjurkan
    Pada dasarnya, Islam tidak memberikan batasan tentang bentuk pekerjaan yag dapat dilakukan, tetapi lebih ada pemberian koridor yang ditetakan Islam untuk suatu pekerjaan dari sekian banyak pekerjaan Rasulullah saw memberikan kita pekerjaan yang paling baik untuk dilakukan.
     Apabila diperhatikan ketentuan dalam QS. Al-Jumu’ah : 10 yang telah diungkapkan didepan terlihat bahwa perintah untuk mencari rezeki Allah dengan berbagai cara yang enting tetap memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan Islam kata fi al-ard dalam ayat tersebut memberikan pemahaman bahwa dimana saja dibumi Allah ini dapat dijadikan sebagai lahan untuk mencari nafkah.
    Penjelasan yang benar lapangan pekeraan yang disediakan Allah cukup beragam, disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian pelakunya. Pengklasifikasian jenis pekerjaan terbaik dari sekian banya pekerjaan yang ada.
    Rasulullah saw tidak melupakan untuk menjelaskan tentang lapangan pekerjaan yang dapat dijalani oleh muslim. Hal itu menunjukkan bahwa Islam konsisten dalam membuat aturan Allah dlam Al-Qur’an telah memberikan jaminan bahwa setiap hambanya ditanggung rezekinya. Untuk mengetehui lebih jauh tentang pekerjaan yang dapat dilakukan dan bahkan mendapatkan penilaian khusus dari Rasulullah saw.
■ Memproduksi sesuatu
    Pekerjaan yang paling baik adalah pekerjaan yang dapat memaksimalkan kreativitas, inovasi dan lebih produktif sebagai produsen. Usaha yang baik adalah memproduksi sesuatu. Ada unsur kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan usaha dan mengubah sesuatu yang tidak berhaga  menjadi barang yang bernilai jual.banyak pekerjaan yang dapat masuk dalam kategori  ini, misalnya bertani, pertukangan, perindustrian.
 a. Optimalisasi lahan pertanian
       Manusia sebagain khalifah di bumi bertugas untuk memakmurkan bumi ini, dengan cara mengolah dan menggunakan sumber daya alam yang telah di berikan Allah kepada dan untuk manusia semua itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Membuka tanah adalah suatu usaha pengembangan ekonomi dengan mengolah tanah yang belum bertuan dan belum pernah di tanami, serta mengupayakannya agar dapat bermanfaat untuk tempat tinggal, bercocok tanam. Pada dasarnya semua yang ada di dunia ini di ciptakan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia. Oleh sebab itu semua itu harus di manfaatkan dan tidak boleh di biarkan terlantar. Begitu juga dengan tanah harus di kelola dan di manfaat kan untuk kepentingan manusia.
    Salah satu cara yang digunakan oleh islam untuk memotifasi pengelolaan tanah terbengkalai itu adalah dengan memberikan hak kepemilikan terhadap orang yang mau mengolah atau menjadikannya sebagai lahan yang produktif.
Dalam hadis lain ada anjuran secara eksplisit:
فليز ر عها ارض لهكا نتمن صلى الله عليه وسلم قالا لنبي أن عبا س قا ل ابن عن ار ضه فليمسك يمنحها لم فان خا هاليمنها يز ر عها لم فان
Artinya: "Ibnu Abbas berkata: Sesungguhnya Nabi saw besabda, barang siapa yang punya tanah hendaklah di tanaminya, atau di berikan faedah nya kepada saudaranya dan jika ia tidak mau, maka tahan saja tanah itu".
    Rasulullah saw menganjurkan untuk menanami lahan, jika tidak bisa harus menyerahkan kepada orang lain untuk di garap. Jika tidak juga, maka pemerintah dapat mengambil alih lahan tersebut.
    Dari hadis di atas dapat diambil suatu pelajaran bahwa Islam memberikan motivasi kepada umat Islam untuk tidak memberikan ada aset yang non produktif. Ketentuan ini agak nya dapat di berlakukan umum, karena Islam juga melarang orang untuk bermalas-malasan.
b. Pertukangan atau Perindustrian
    Bentuk amal al-yad yang lain adalah pertukangan yaitu menggunakan kemampuan yang ada utnuk memcari rezeki Allah dengan cara mengolah bahan dasar (kayu) menjadi produk siap pakai seperti meja, kursi, dan sejenisnya.
    Bentuk lain adalah dengan perindustrian yaitu dengan kemampuan yang dimiliki memproduksi bahan dasar menjdi sesuatu yang siap pakai dengan penggunaan mesin. industri juga membuka lapangan kerja bagi orang lain untuk memproduksi sesuatu.
    Ada pula pekerjaan yang dapat di lakukan dengan fikiran. Seperti yang di lakukan oleh para peneliti dan pengajar. Namun dari sekian banyak pekerjaan tentu ada pekerjaan yang paling baik untuk di jadikan sebagai profesi.
    Dalam pemahaman secara kontekstual amal al-yad dapat di maknai dengan penciptaan    lapangan kerja sendiri untuk memproduksi sesuatu.
c. Perdagangan
    Pekerjaan yang paling baik lain nya adalah perdagangan yang bersih dari penipuan baik mengenai kualitas ataupun kuantitas barnag yang di perdagangan.

    Perdagangan di nyatakan Rasulullah sebagai pekerjaan yang paling baik ke dua, karena pedagang menjdi penghubung antar pembeli dengan produsen. Produsen tidak dapat memasarkan hasil produksi nya tanpa bantuan pedagang, begitu juga konsumen akan kesulitan mendapatkan kebutuhannya tanpa bantuan pedagang dengan kata lain pekerjaan sebagai pedagang di satu sisi membantu produsen memasarkan hasil produksinya, dan membantu konsumen untuk mendapatkan kebutuhanya dengan mudah.

C. Motivasi Untuk Bekerja

    Ada beberapa cara yang di gunakan Rasulullah dalam memberikan tuntutan kerja, di samping perintah juga di lakukan dengan memberikan motivasi. Motivasi Rasulullah memberikan nilai terhadap hasil kerja yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai sedekah. Disamping itu, bekerja dinyatakan sebagai upaya menjaga harga diri

1. Pemenuhan Kebutuhan Hidup Sedekah
      Dengan bekerja, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, keluarganya, berbakti kepada keluarganya dan dapat membantu memenuhi kebutuhan umat Islam pada umumnya. Bahkan dalam kenyataan nya, usaha atau pekerjaanya yang di lakukan muslim untuk memenuhi kewajiban nya sebagai penanggung jawab nafkah keluarga, maka usaha dan pemberian nafkah tersebut dan dinilai sedekah oleh Allah, dalam hadis berikut secara eksplisit dinyatakan oleh Rasulullah saw.
عن أبي مسعود الا نصا ر يفقلت عن النبي صلي الله عليه وسلم قا ل اذا أ نفقالمسلم نفقة علي أ هله و هويحتسبها كا نت له صد قة
Artinya: "Dari Abu Masud Al-Anshari dari Rasulullah saw. Beliau bersabda apabila muslim memberikan nafkah kepada keluarganya dan ia ikhlas maka dihitung sebagai sedekah".

   Bekerja dalam pandangan Islam bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga  merupakan suatu kewajiban agama, sehingga perlu di perhatikan cara dan proses kerja yang akan membawa konsekuensi terhadap hasil. Dalam hal yang akan datang akan dikemukakan beberapa aturan yag harus diperhatiakan dalam bekerja.
   Dalam kenyataan, sering terjadi kesalahan dalam memahami aturan Islam, yang mengangap bekerja hanya urusan duniawi saja, dan tidak memiliki dimensi ibadah ,namun jika diperhatiakn posisi bekerja dalam Al-Qur'an di atas terlihat ada dimensi ibadah atau pelaksanan terhadap perintah Allah.

   Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia harus memenuhi beberapa kebutuhan hidupnya, baik dalam kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan mendasar yang sangat di perlukan oleh manusia seperti sandang, pangan, dan papan. Untuk mendapatkan semua itu manusia harus berusaha. Banyak usaha atau pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut.

    Bekerja dengan demukian merupakan hal yang sangat urgen. Apalagi dengan tingginya persaingan dalam hidup menuntut etos kerja dan daya saing yang tinggi .Untuk itu semua, Allah telah membekali manusia dengan berbagai perangkat yang dapat digunakan untuk bekerja. Ada pekerjaan yang dapat dilakukan dengan otot atau menggunakan tenaga untuk mengolah dan mengembangkan SDA yang sudah ada. Seperti dalam QS.  Ibrahim [14] : 32

ª!$# Ï%©!$# t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur tAtRr&ur šÆÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB ylt÷zr'sù ¾ÏmÎ/ z`ÏB ÏNºtyJ¨V9$# $]%øÍ öNä3©9 ( t¤yur ãNä3s9 šù=àÿø9$# y̍ôftGÏ9 Îû ̍óst7ø9$# ¾Ín̍øBr'Î/ ( t¤yur ãNä3s9 t»yg÷RF{$# ÇÌËÈ  

Artinya: "Allah lah telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dia mengeluarkan dengan air hujan berbagai buah-buahan menjadi rezeki untukmu dan dia telah menundukan bahtera bagimu supaya bahterai berlayar di lautan dengan kehendak  Nya dan dia telah menundukan bagimu sungai-sungai". .

    Banyak ayat lain yang memiliki pesan yang sama seperti QS. Luqman ayat 20 dan QS. Al- Jasiah ayat 12 semua ayat memberikan penjelasan bahwa manusia harus berusaha mencari rezeki Allah yang ada di bumi dan lautan.
Pekerjaan dalam kontek ini adalah bekerja dengan upaya bersunggung sunggunh dan penuh tanggung jawab hal itu di pahami dari isyarat yabf secara inplisit terdapat dalam aturan yang ada dalam alquran dan hadis agar setiap manusia memiliki etos kerja yang tinggi.

 2. Menjaga Harga Diri
    Perintah untuk kerja keras yang sudah di kemukakan dalam QS. Al-Jumuah dan hadis sebelumnya mempunyai arti bahwa manusia dilarang untuk bermalas-malasan.
    Banyak orang yang di lihat dari fisik nya mampu untuk di kerja tapi tidak mempunyai pekerjaan karean ia tidak mau bekerja. Begitu juga sebaliknya, mau saja tidak cukup untuk melakukuan suatu pekerajaan, apalagi di jaman yang persaingannya tinggi seperti sekarang.kalau sesesorang tidak mempunyai kemampuan baik kemampuan fisik ataupun kemampuan teknis dan akademis sulit baginya untuk dapat masuk dalam lapangan pekerjaan yang di inginkannya. Ini lah salah satu faktor yang menyebabakan muncul nya para tuna karya yang akhirnya turun ke jalanan menadahkan tangan, dan mengharapkan belas kasih orang lain untuk menghadapi masalah ini jauh sebelum ini Rasulullah saw telah mengemukakan dalam hidup manusia terhormat dan tidak menjatuh kan harga diri dengan sabda nya yang dapat di pelajari untuk di jadikan dalam pedoman, salah satu nya hadsi berikut ini
عن ابن عمر رضيالله عنهما قا ل سمعت النبي صلي الله عليه و سلمقا ل و هوعلي المنبر وذكرالصد قة والتعفف والمسأ لة اليد العليا خير من اليد السفلي فا ليد العليا هي المنفقة و السفلي هي السا ئلة
Artinya: "Ibnu Umar ra. mengatakan aku mendengar Rasulullah saw. menyampaikan di mimbar tentang 3 hal yaitu sedekah, menjaga kehormatan dan minta-minta tangan di atas lebih baik tangan di bawah tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan di bawah adalah orang yang meminta".

    Di dalam riwayat diatas, Rasulullah saw menyampaikan tiga topik dalam waktu yang bersamaan topik tersebut tentang sedekah, yang hanya dapat di lakukan oleh orang yang memiliki sesuatu yang akan disedekahkan. Secara tidak langsung, seseorang harus memiliki sesuatu yang dapat di sedekahkan kepada orang lain.
    Topik kedua di sampaikan Rasulullah saw tentang ta’afuf (menjaga harga diri).dalam hubungn sosial, harga diri sangat tergantung dari sikap seseorang terhadap dirinya haraga diri dapat saja di jatuhkan oleh diri sendiri.
    Topik ketiga Rasulullah saw menyampaikan minta-minta sepertinya, ada larangan Rasulullah saw untuk meninta-minta, meskipun tidak tegas hal itu terlihat di akhir hadis yang menyatakan secara tegas bahwa memberi lebih baik dari pada meminta didalam QS. Al-Dzariyat [51] : 19
þÎûur öNÎgÏ9ºuqøBr& A,ym È@ͬ!$¡¡=Ïj9 ÏQrãóspRùQ$#ur ÇÊÒÈ  

Artinya: "Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk miskin yang meminta dan meminta orang miskin yang tidak mendapat bagian".
    Orang yang tidak mampu bekerja jangan menjadikan alasan diatas sebagai pembenaran dari tindakan mereka untuk memnta hak nya kepada orang yang kaya karena mendapatkan sesuatu dengan cara diberi sangat berbeda dan mempunyai arti lain dari memperoleh sesuatu dengan cara meminta telah di kemukankan seblum nya bahwa umat islam harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup nya adanya peringatan dari Rasulullah saw bahwa tangn di atas lebih baik dari tangan di bawah, di samping mengingatkan agar jangn meminta,  dapat juga di pahami sebagai perintah untuk memberi.
    Kemampuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui karya propesional nya merupakan unsur etos kerja yang ke tiga hal ini menunjukan bahwa seseorang yang memiliki etos kerja tinggi orientasinya adalah bagaimana dengan karya profesional nya dapat memberikan pelayanan kepada orang lain bukan sebaliknya menjadiakn orang lain sebagai lahan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
    Dalam hadis berikut ini secara tegas Rasulullah saw memberikan penghargaan kepada orang yang mau berusaha dan bekerja meskipun kelihatan nya pekerjaan itu tidak terlalu mendatangkan hasil yang di inginkan.jika di bandingkan dengan meminta minta, apapun bentuk dan bagaimana pun rendah nya pekerjannya, maka bekerja jauh lebih baikdari pada meminta-minta.

Perhatikan hadis berikut ini
أبو هر ير ة رضي الله عنه يقو ل قال رسو ل الله عليه و سلم لا نيحتطب أحدكم حز مة على ظهره خير له من أن يسأل أحد فيعطيه أو يمنعه
Artinya: "Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasul bersabda sungguh salah seorang di antara kamu yang mencari kayu bakar dan membawa nya di punggung nya jauh lebih baik dari pada meminta minta kepada orang lain,  ia di beri atau tidak".
    Dari hadis di atas terlihat bahwa bekerja apapun dan pekerjaan yang di lakukan (mencari kayu bakar) dan menjual nya lebih baik dari meminta minta. Secara sosial orang yang meminta minta telah menjatuhkan harga diri nya di depan orang lain. Dalam riwayat lain, orang yang meminta-minta diberi ancaman pada hari akhir nanti ia akan dibangkit dengan kedaan “muka yang tidak memiliki sepotong daging pun” semua itu menunjukkan bahwa meminta-minta merupakan suatu pekerjaan tidak dilakukan.
    Ada dalam hadits lain bahwa seserang yang dibeikan sesuatu oleh orang lain bukan karena meminta, tidak boleh pula menolak pemberian itu seperti yang dialami oleh Umar Ibnu Al-Khattab ketika diberi oleh Rasulullah beliau menolak dn meminta Rasulullah untuk memberi orang yang lebih fakir.

■ Motivasi Kerja Dalam Islam
    Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari masalah usaha sebagai salah satuperwujudan aktivitasnya, baik yang menyangkut aktivitas fisik maupun mental. Sepanjang hidupnya, manusia tetap bekerja karna tanpa bekerja manusia akan mengalami berbagai kesulitan hidup. Kekuatan motovasi dalam bekerja atau berbisnis dalam islam adalah  fastabiqul khoirot ( berlomba-lomba dalam kebaikan) untuk memenuhi kebutuhan manusia baik kebutuhan fisik, psikologis maupun sosial. Dengan pekerjan,manusia akan memperoleh kepuasan-kepuasan tertentu karena terpenuhi kbutuhanya. Selain itu kepuasan seseorang terhadap pekerjan juga dapat diproleh melalui berbagai bentukkepuasan yang dapat di nikmati di luar kerja misalnya kepuasan sewaktu belanja, menikmati liburan, dan yang lebih mendasar lagi dapat menghidupi diri dan keluarganya.
         Selain itu, kerja adalah aktivitas yang mendapat dukungan sosial dan individu itu sendiri. Dukungan sosial ini dapat berupa penghargaan masyarakat terhadap aktivitas kerja yang di tekuni.sdangkan dukungan indivdu dapat berupa kebutuhan-kebutuhan yang melatar belakangi aktivitas kerja,seperti kebutuhan untuk berproduksi, berkreasi, dan memperoleh pengakuan dari orang lain, memperoleh prestasi serta kebutuhan-kbuuhan lainya. Pekerja merupakan kegiatan pokok dari aktivitas kemanusiaan yang dapat di bagi menjadi sejumlah dimensi yaitu dimensi fisiologis, psikologis, ikatan sosial dan kelompok, dan kekuasaan ekonomi.

1. Dimensi Fisiologis
    Dimensi fisiologis adalah dimensi yang memandang bahwa manusia bukanlah mesin. Manusia dalam bekerja, tidak dapat di samakan dengan esin. Mesin dapat melakukan tugas yang berulang-ulang secara terus menerus, dengan iramakerja yang menonoton dengan kecepatan yang sesuia dengan yang di kehendaki. Sedangkan manusia tidak dapat diperlukan seperti mesin manusiamerasa mudah merasa lelah dan bosan apabila tanpa variasi kerja

2. Dimensi Psikologis
    Dimensi psikologis merupakan suatu dimensi kerja di samping merupakan suatu beban, juga merupakan suatu kebutuhan dengan demikian bekerja juga merupakan upaya mengembangkan kepribadian. Pekerjaan merupakan suatu cara manusia menyatakan harga dirinya. Apapun kayanya seseorang, ia memelukan pekerjaan. Manusia tanpa kerja akan menimbulkan kisis kepribadian. Bahkan, tidak jarang orang menjadi stres karena sulit mendapatkan pekerjaan.


3  Dimensi Ikatan Sosial Dan Kelompok
    Pekerjaan dapat menjadi pengikat sosial dan kelompok karena pekerjaan dapat menjadi cara seseorang untuk memasuki suatu ikatan kelompok tertentu, dengan pekerjaan seseorang dapat menyatakantentang bagaimana status yang di milikinya dalam satu propesi. Ikatan pekerjaan atau ikatan profesi dapat merupakan suatu ikatan tersendiri di luar ikatan keluarga yang di miliki, dan inimerupakan suatu ikatan yang sangat penting.denganpekerjaanya seseorang akan memperoleh teman-teman tempat berkumpul, berdiskusi, menghalau kesepian atau melakukan aktivitas lain yang sangat besar artinya bagi kehidupanyasebagai mahluk individu maupun sebagai mahluk sosial.

4. Dimensi Kekuasaan Eknomi
    Dimensi ini meiliki tiga aspek :perama, bahwa kekusaan dalam bekerja slalu ada, terutama jka seseorang bekerja dalam suatu organisasi kerja, bagaimanapn setiappkrjaan dalam ruang lingkup suatu organisasi kerja sealalada wewenang pribadi. Dalam organisasi kerja, pekerjan harus di susun sedemikian rupasehingga ada jadwal, jlas pendelegasian wewenangnya. Kedua, bahwa pekerjaan merupakan sumber mata pencaharian bagipat menjadi suber kegiatan seseorang. Pekerjaan dapat menjadi sumber kegiatan ekonomi untuk masa sekarangmaupun untuk masa yang akan datang. Dengan adanya sumber penghasilan inilah seseorang dapat hidup secaramandiri dan menghidupi keluarganya. Ketiga, bahwa setiap orang dalam pekerjaan akan memberikan sumbangan berdasarkan pada apa yang sudah mreka lakukan. Bagaimanapun rendahnya jabatan seseorang, ia pasti akan dapatmemeberikan sumbangan terhadap tujuan yang hendak di capaidaa organisasi kerja bila berwira swata maka ia mendapat hasil sesui prudukfitasnya.














BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

   Manusia sebagai khalifah di bumi bertugas untuk memakmurkan bumi ini, dengan cara mengolah dan menggunakan sumber daya alam yang telah diberikan Allah kepada dan untuk manusia. Semua itu disiapkan Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya Dengan demikian, bahwa semua manusia harus berusaha .

   Di dalam Al-Qur'an perintah bekerja disebutkan secara beriringan dengan perintah melaksanakan sholat. Misalnya dalam QS Al-Jumu’ah [62]: 10
Artinya : "Kalau anda telah selesai melasanakan shalat, keluarlah kemana saja di bumi Allah ini untuk mencari rezeki dan karunia Allah banyak-banyak agar kamu beruntung".

   Kenentuan dalam ayat ini dapat di pahami bahwa orang yang beriman itu adalah orang yang telah melasanakan tugasnya sebagai hamba Allah (menjaga hubungan vertikal), ia harus bekerja keras, dan tidak malas. Agar sukses dan tetap dalam koridor yang di inginkan Allah dan Rasul Nya, Allah mengingatkan agar dalam bekerja manusia harus selalu banyak mengingat Allah, sehingga tetap terjaga usaha yang di benarkan Allah, dan tidak merugikan orang lain.

B. SARAN
   Menurut kami, manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah yang mempunyai akal untuk berfikir dan bekerja. Sehingga manusia harus tetap semangat dalam bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya.





DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1978. Agama, Etos Kerja, dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES
Kindelberger dan Lindert. 1983. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga
Luth, Thohir. 2001. Antara Perut Dan Etos Kerja Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Gema Insani Press.

Maslow, Abraham. 1970. Motivation And Personality. New York: Harper & Row

Tidak ada komentar:

Posting Komentar